Dengue
pernah menjadi sebuah kejadian luar biasa di Indonesia. Dari tahun 2009-2011,
jumlah rata-rata kasus virus dengue adalah 126.908.
Peneliti
mengoperasikan alat pendeteksi serotipe dengue yang bisa menampung 48 sampel
dari darah penderita di Laboratorium Dengue, Lembaga Eijkman. Hasil serotipe
akan keluar dalam bentuk grafik. (Titania Febrianti/NGI).
“Indonesia menempati peringkat tertinggi kedua di dunia
untuk kasus demam berdarah yang dilaporkan, setelah Brasil,” ungkap Jean –Louis
Grunwald, Vice President Asia Pacific & Japan Sanofi Pasteur.
Sanofi Pasteur adalah divisi vaksin dari Sanofi, perusahaan
penghasil vaksin untuk penyakit akibat virus dan bakteri. Menargetkan vaksin
berikutnya untuk dengue, Sanofi Pasteur bekerjasama dengan Lembaga Biologi
Molekuler Eijkman guna meneliti virus dengue.
Dalam sosialisasi kemitraan penelitian dengue di Lembaga
Eijkman 24 Oktober lalu, Ondri Dwi Sampurno dari Kementerian Kesehatan
mengingatkan bahwa dengue pernah menjadi sebuah kejadian luar biasa di
Indonesia. Dari tahun 2009 hingga 2011, jumlah rata-rata kasus akibat virus
dengue adalah 126.908. Sedangkan rata-rata kematian mencapai angka 1.125 kasus.
“Sejauh ini belum ada vaksin dengue yang teregistrasi, namun
ada yang sedang dikembangkan dan ada yang sedang menjalani uji klinis,”
ungkapnya.
Di Indonesia, Kementerian Kesehatan, Kementerian Riset dan
Teknologi, serta beberapa universitas mengadakan konsorsium dengue untuk
melakukan penelitian vaksin dengue. Namun, dengan teknologi yang berbeda dengan
Sanofi. Sanofi Pasteur sendiri sedang meneliti vaksin dengue yang mencapai uji
klinis tahap III.
Sri Rejeki Hadinegoro dari Departemen Kesehatan Anak,
Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan, usaha penanggulangan di Indonesia
sendiri sudah dilakukan dengan baik. Antara lain dengan vector control,
dengue working group, community participation, dan regular
training.
Namun, “Realisasi yang dicapai sesuai dengan indikator
nasional, masih belum memuaskan,” ujarnya. Menurutnya, salah satu tantangan
yang harus dihadapi terkait pengembangan vaksin adalah adanya empat viral
serotipe di Indonesia. Artinya vaksin yang dikembangkan harus ditujukan untuk
keempat serotipe tersebut.
Tedjo Sasmono sebagai pimpinan laboratorium dengue Eijkman
Institute memaparkan penelitiannya mengenai distribusi serotipe di Indonesia
dari tahun 1994 hingga 2012. Dari penelitian ini ia menemukan adanya serotipe
yang dominan di daerah tertentu, juga genotipe-genotipe yang bermutasi di
Indonesia.
Selanjutnya Tedjo akan menjalin kerjasama dengan
universitas-universitas untuk menghubungkan mutasi genotipe ini dengan data
klinis untuk mengambil kesimpulan lebih lanjut. Tentunya hal ini nanti akan
terkait pula dengan kemampuan vaksin untuk menghadapi empat serotipe virus
dengue yang terus bermutasi.
Saat mengunjungi Laboratorium Dengue, Tedjo menjelaskan,
campur tangan manusia pada peralatan yang digunakan amatlah minim, sehingga human
error bisa diminimalisir.
Lebih jauh lagi, diiringi dengan quality
control yang kuat, hasil penelitian ini memiliki standar yang sama dengan
Thailand dan Brasil misalnya. Rencananya kerjasama penelitian antara Eijkman
dan Sanofi Pasteur ini akan dimulai pada tahun 2013.
Oleh Tsanya Dyna F 24020110130046
(Titania Febrianti)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar