Molecular
Analysis of Rifampin-Resistant
Mycobacterium
tuberculosis Strains Isolated from Papua, Indonesia
Tuberculosis (TB) adalah
penyakit karena infeksi pada manusia yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Jumlah
pasien tuberkolosis di Papua semakin meningkat setiap tahunnya karena sanitasi
yang buruk dan pelayanan kesehatan yang tidak memadai. Sampai sekarang, telah
tersedia berbagai macam obat untuk mengobati tuberkolosis yaitu dengan
antibiotic seperti rifampin, isoniazid, pyrazinamide, ethambutol, streptomycin,
fluoroquinolone, dan lain- lain. Walaupun telah tersedia berbagai macam obat
untuk melawan tuberkolosis, TB tetap
merupakan penyakit yang
sulit untuk diatasi. Hal ini utamanya disebabkan oleh sifat resisten TB terhadap antibiotik. Resistensi TB di bagi menjadi dua macam, yaitu: tipe resisten satu antibiotik dan tipe resiten terhadap lebih dari satu tipe antibiotik. WHO telah mendefinisikan TB yang resisten terhadap paling tidak dua tipe antibiotic setara dengan rifampin (RIF) dan isoniazid (INH) sebagai multidrug-resistant TB (MDR-TB). MDR-TB disebabkan oleh strain M. tuberculosis yang memiliki sifat tersebut. Munculnya kasus MDR-TB adalah masalah global yang harus diatasi untuk memberantas TB. Resistensi M.tuberculosis terhadap antibiotic disebabakan oleh mutasi kromosom bakteri. Hal ini adalah penyebab sensitifitas M. tuberculosis terhadap obat anti-tuberculosis menjadi menurun. Mutasi ini terjadi di gen yang mengkode antibiotic atau gen target yang berperan dalam regulasi interaksi antibiotic dengan target di M. tuberculosis. Resistensi terhadap INH kebanyakan terjadi karena mutasi di gen yang catalase-peroxidase katG yang berperan dalam regulasi perubahan INH menjadi bentuk aktifnya di dalam sel. Resistensi RIF terjadi karena mutasi pada gen rpoB yang disandi RNA polymerase (RNAP) subunit βyang menyebabkan RIF tersebut tidak berfungsi dan menghambat transkripsi proses inisiasi.
sulit untuk diatasi. Hal ini utamanya disebabkan oleh sifat resisten TB terhadap antibiotik. Resistensi TB di bagi menjadi dua macam, yaitu: tipe resisten satu antibiotik dan tipe resiten terhadap lebih dari satu tipe antibiotik. WHO telah mendefinisikan TB yang resisten terhadap paling tidak dua tipe antibiotic setara dengan rifampin (RIF) dan isoniazid (INH) sebagai multidrug-resistant TB (MDR-TB). MDR-TB disebabkan oleh strain M. tuberculosis yang memiliki sifat tersebut. Munculnya kasus MDR-TB adalah masalah global yang harus diatasi untuk memberantas TB. Resistensi M.tuberculosis terhadap antibiotic disebabakan oleh mutasi kromosom bakteri. Hal ini adalah penyebab sensitifitas M. tuberculosis terhadap obat anti-tuberculosis menjadi menurun. Mutasi ini terjadi di gen yang mengkode antibiotic atau gen target yang berperan dalam regulasi interaksi antibiotic dengan target di M. tuberculosis. Resistensi terhadap INH kebanyakan terjadi karena mutasi di gen yang catalase-peroxidase katG yang berperan dalam regulasi perubahan INH menjadi bentuk aktifnya di dalam sel. Resistensi RIF terjadi karena mutasi pada gen rpoB yang disandi RNA polymerase (RNAP) subunit βyang menyebabkan RIF tersebut tidak berfungsi dan menghambat transkripsi proses inisiasi.
Penyebab utama dari mutasi
resistensi INH di katG gene adalh mutasi di codon 315, sedangkan
penyebab utama dari mutasi resistensi RIF terletak di area sepanjang 81 base
pairs (bp) di rpoB gene, disebut RIF resistance determining region,
dengan nama codons 507-533, dengan frekuensi
mutasi tertinggi di codon 526 and 531. Sistem pemberian nomor kodon menggunakan
nomor dari Escherichia coli rpoB codon, bukan codon actual number atau bukan nomor kodon yang sebenarnya dari M.tuberculosis. Mutasi menyebabkan kedua tipe resistensi dapat
dideteksi di atas telah sederhana dan
cepat dengan menggunakan metode Polymerase
Chain Reaction (PCR) allele-specific
multiplex. Dalam koleksi 20 strain
dari isolate klinik dari MDR M.tuberculosis
di Papua, Indonesia, dimana M.
tuberculosis tes genotip isolat menggunakan multiplex PCR diketahui
termutasi pada codon katG315 tetapi
tidak memiliki/ tidak terjadi mutasi rpoB526 and rpoB531. Bagaimanapun juga,
fenotip resistensi RIF yang dimiliki pasti juga disebakan oleh factor lain.
Agaknya sifat tersebut disebabkan oleh mutasi pada posisi kodon lainnya dari kodon
di atas.
Satu isolate dari 20 isolat klinik dari multidrug-resistant (MDR) M.tuberculosis
yang berasal dari Provinsi Papua, tidak memiliki mutasi major menyebabkan rifampin
resistance (RIF), telah berhasil ditemukan untuk memutasi Gln513Leu yang bersifat
alel dengan fenotip penyebab RIF resistance. Hasil tersebut berdasarkan genotip
dan laju mutasi di analisis silico yang menunjukkan perubahan alami dari sisi
rantai polar menjadi sisi rantai non-polar dan perubahan jarak hydroxyl group dari RIF. Mutasi ini
dapat menyebabkan afinitas ikatan RIF di RNA polymerase (RNAP) tidak dapat
direduksi sehingga RIF bekerja menghambat RNAP dalam transkripsi dan M.tuberculosis menjadi resisten terhadap
antibiotic.
Sumber asli:
Ubyaan, Agnes
et all. 2012. Molecular Analysis of Rifampin-Resistant Mycobacterium
tuberculosis Strains Isolated from Papua, Indonesia. International Journal of PharmTech Research CODEN (USA). JPRIF ISSN : 0974-4304, Vol.4, No.4, pp
1803-1811, Oct-Dec 2012. http://sphinxsai.com/2012/oct-dec/Pharmpdf/PT=62%281803-1811%29OD12.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar