Tim
peneliti dari Charité Universitätsmedizin Berlin dan University of Zurich,
menemukan pendekatan baru dalam terapi Alzheimer.
Dari penelitian yang sudah berjalan selama lebih kurang enam
tahun, hasil percobaan tim peneliti asal Charité Universitätsmedizin
Berlin, Jerman, dan University of Zurich, Swiss, menunjukkan Alzheimer dapat
secara signifikan berkurang pada tikus. Perkembangan ini ditengarai bisa
menjadi pendekatan baru terapi Alzheimer yang menjanjikan untuk diterapkan pada
manusia pula.
Menurut kesimpulan penelitian yang secara lengkap
dipublikasikan sebagai isu terbaru Nature Medicine tersebut,
berkurangnya penyakit Alzheimer pada tikus disebabkan blokade terhadap sinyal
komunikasi di sistem kekebalan.
Profesor Frank Heppner dari Departemen Neuropatologi di
Charité bersama rekannya, Profesor Burkhard Becher dari Institut Imunologi
Eksperimental di University of Zurich, menjelaskan bahwa dengan mematikan
sitokin (senyawa organik yang berfungsi sebagai sinyal komunikasi) tertentu
pada sistem kekebalan maka akan mengurangi Alzheimer.
Pengujian lebih lanjut juga terbukti relevan. Antara lain
tes perilaku tikus menghasilkan peningkatan setelah diberikan antibodi yang
bertujuan memblokade sinyal kekebalan. Efek ini ditunjukkan ketika
gejala-gejala penyakit mulai nampak.
Kini peneliti merasa yakin untuk melanjutkan langkap riset
ke tahap uji klinis pada manusia, dengan bekerja sama menggandeng mitra
industri yang sesuai.
Alzheimer terjadi oleh karena perubahan patologis di
sejumlah sistem neurotransmiter. Sindrom Alzheimer adalah salah satu penyebab
utama bagi penurunan fungsi kognitif atau demensia. Seringkali keduanya
berhubungan meski ada Alzheimer yang tidak disertai demensia.
Di Jerman dan Swiss, jumlah penduduk
yang mengalami demensia adalah sekitar 1,5 juta orang, dan diperkirakan
jumlah ini akan bertambah menjadi dua kali lipat pada 20 tahun ke depan.
Oleh Tsanya
Dyna F 24020110130046
Sumber (Gloria Samantha. Sumber: Science Daily)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar